JellyPages.com

Sabtu, 21 April 2012

Dongeng Sang Kancil dan Buaya (2)

“Okey karena aku lebih suka mati dimakan buaya daripada dihukum gantung dihadapan ribuan kancil, aku akan memberitahu cara mengatasinya.” “Brrrrrrrrrrgghh Brrrrrrrrrrgghh Brrrrrrrrrrgghh “ mata Buaya tampak bersinar-sinar mendengar ada jalan keluar yang ditawarkan Sang Kancil untuk menghindari incaran Kancilman utusan raja. “Bila dagingku dimakan 40 ekor buaya, bau tubuhku hanya bertahan 1 hari. Dirimu akan selamat dari incaran Kancilman karena dia aru akan datang lusa. Saat itu bauku telah hilang”. “Brrrrrrrrrrgghh Brrrrrrrrrrgghh Brrrrrrrrrrgghh“ Buaya dengan antusias menggoyang-goyangkan ekornya. “Teman-temanmu juga akan berterimakasih padamu karena dihadiahi daging kancil yang lezatnya tiada tara. Akan lebih mudah bagi dirimu untuk terpilih menjadi raja buaya di sungai ini” “Kudengar raja buaya telah mati sebulan lalu dan belum ada penggantinya. Aku rasa buaya kuning yang gagah seperti kamu dengan mudah akan membuat buaya-buaya kelabu terkagum-kagum pada kedermawananmu”. “Dengarlah rahasiaku ini! Daging kancil akan membuat kulit buaya jadi kinclong! Mengkilat seperti emas! Walaupun teman-temanmu yang berkulit kelabu juga akan mengkilat setelah memakan dagingku, hanya kamulah yang paling bersinar. Itu karena kulitmu berwarna kuning keemasan” “Brrrrrrrrrrgghh Brrrrrrrrrrgghh Brrrrrrrrrrgghh“ Si Buaya dengan hati berbunga-bunga memukul-mukulkan ekornya ke air. “Tiada buaya yang lebih pantas menjadi raja buaya selain buaya kuning yang kulitnya bersinar bak emas murni. Buaya gagah perkasa yang dermawan membagi-bagi daging lezat pada semua rakyatnya” “Brrrrrrrrrrgghh Brrrrrrrrrrgghh Brrrrrrrrrrgghh“ Gubraak!, Buaya tidak sabar lagi ingin memanggil teman-temannya. “Baiklah, panggillah teman-temanmu dan suruh mereka berbaris dari sini ke seberang sungai. Aku sendiri yang akan memastikan jumlah kalian tidak kurang dari 40 ekor” kata Si Kancil singkat (Undil-2008). Bersambung ke Dongeng Kancil dan buaya [3] Dikutip dari internet :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar