JellyPages.com

Jumat, 16 Maret 2012

Kenaikan BBM & Pembatasan BBM

Sudut pandang : Ekonomi dan Politis

PENDAHULUAN :

Dalam Tugas ini saya akan membahas tentang kenaikan BBM dan pembatasan BBM. Pembahasan tentang pembatasan atau kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi memang belum final, namun kebijakan pemerintah yang ditunggu-tunggu itu tetap menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat. Dua opsi itu, sudah bisa dibayangkan sama-sama membuat masyarakat kecil resah, karena ujung-ujung dari sebuah kebijakan biasanya merugikan masyarakat kecil. pembatasan BBM bersubsidi akan memicu penyusutan konsumsi normal dan menyebabkan kelangkaan BBM. Apabila itu terjadi, maka spekulan akan menjadi pemenang dengan mempermainkan harga di lapangan. Sementara jika harga BBM bersubsidi dinaikkan, secara umum tidak menyebabkan kelangkaan BBM, namun dari segi daya beli akan memberatkan masyarakat kecil. Munculnya dua opsi yang akan menjadi kebijakan pemerintah itu, karena dipicu harga minyak dunia terus meningkat, sementara ketergantungan dengan minyak impor tidak bisa dibendung. Kenaikan bbm merupakan salah satu cara pemerintah dalam menstabilkan keuangan negara. Kenaikan bbm saat ini bukan pertama kali nya pemerintah lakukan tapi sudah sejak lama pemerintah selalu melakukan nya jika harga minyak bumi melonjak tajam. Karena pemakaian bbm yg sudah menjadi kebutuhan setiap orang untuk itu pemakaian bbm setiap hari nya meningkat. Sehingga pemerintah kesulitan dalam penyediaan bbm tersebut. Dan banyak juga SPBU-SPBU di plosok-plosok daerah yang kekurangan bahan bakar sehingga menjadi sebuah kelangkaan di daerah tersebut. Itu merupakan salah satu pemicu kenaikan BBM.

ISI

Kebijakan pemerintah untuk menaikan dan membatasi bbm itu bukan merupakan keputusan yang tepat.
pemerintah seharusnya mendorong penggunaan energi alternatif, sehingga kekhawatiran terhadap kenaikan harga minyak dunia tidak perlu lagi, karena tidak terlalu tergantung pada jenis BBM itu.
sudah banyak energi alternatif yang dapat dihasilkan anak-anak bangsa, seperti energi panas matahari atau panas bumi. "Tinggal bagaimana pemerintah serius tidak membuat kebijakan itu, yang tentu dibarengi dengan kebijakan anggaran untuk mendukung penerapan energi alternatif secara massal dan murah,"Hal itu dinilai lebih penting daripada menghabiskan anggaran belanja negara untuk program yang tidak jelas dan efisien, kemudian akhirnya habis dikorupsi secara berjamaah oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Kalau pun pada akhirnya pemerintah harus memilih satu dari dua opsi tersebut (pembatasan atau menaikkan harga BBM bersubsidi), sistem pengawasannya harus dijamin.
Alasannya, jika opsi pembatasan BBM bersubsidi yang dipilih, maka jatah BBM untuk masyarakat ekonomi menengah ke bawah, masih bisa bocor ke kalangan ekonomi atas akibat ulah oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
Sementara jika harga BBM bersubsidi dinaikkan, maka itu akan berpengaruh pada daya beli masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Sehingga kedua opsi tersebut sangat sulit untuk di pecahkan.
pemerintah harus dapat bersikap bijak menyikapi persoalan ini.
"Yang jelas, kedua opsi itu bukan satu-satunya jalan yang harus ditempuh pemerintah, tapi harus mencari solusi lain misalnya mencari energi alternatif yang lebih ramah lingkungan," katanya.
Kebijakan Politis
Opsi terkait dengan BBM bersubsidi yang kini digulirkan pemerintah, dikhawatirkan hanya akan menjadi kebijakan politis.
"Karena itu, pemerintah sebelum membuat kebijakan harus mempertimbangkan berbagai aspek, bukan karena desakan politis, tetapi lebih utama harus mempertimbangkan kepentingan masyarakat level bawah.
Terkait dengan kenaikan harga BBM yang rencananya akan diberlakukan pada April mendatang, hal itu tidak sesuai dengan Undang-undang APBN 2012, karena didalamnya tidak ada tercantum peraturan tentang kenaikan harga BBM.
"Kalau pun dipaksakan diberlakukan tahun ini, berarti harus masuk dalam APBN Perubahan 2012,
Bisa dibayangkan, jika harga BBM dinaikkan, maka semua sektor turut naik, temasuk sembako yang memperhitungkan biaya transportasi.
kenaikan harga BBM saja sudah mulai mendongkrak harga kebutuhan rumah tangga di pasar tradisional hingga swalayan.. kenaikan harga minyak bumi di dunia yang dipicu oleh berbagai factor. Bahkan kini harga minyak dunia sudah menyentuh hingga USD 115 per barel atau di atas hitungan anggaran pemerintah USD 90 per barel. Dengan melihat angka di atas, sudah dapat dipastikan pemerintah akan menempuh jalan aman untuk mengamankan kondisi keuangan Negara. Yakni dengan melakukan perubahan APBN 2012, seperti yang pernah dilakukan tahun-tahun sebelumnya.
Sepanjang dua periode pemerintahan, tercatat Presiden SBY sudah 3 kali pernah menaikkan harga BBM. Harga BBM jenis premium yang kini mencapai Rp. 4.500 liter, diperkirakan akan meroket hingga Rp 6-7 ribu per liter. Dipastikan kalau benar pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi, akan memberikan efek ganda (efek domino) pada kehidupan riil masyarakat.
Masih ada jalan pintas lain, agar harga BBM bisa dikendalikan dan tidak mencekik kehidupan masyarakat. Caranya yaitu dengan memaksimalkan berbagai penelitian dan inovasi yang bisa menginspirasi adanya sumber bahan bakar baru di Indonesia.

Kesimpulan nya :
Jika kenaikan BBM jadi dilakukan oleh pemerintah maka dampak buruk yang langsung dirasakan oleh masyarakat adalah naiknya harga kebutuhan hidup seperti sembako. Karena BBM merupakan alat pertahanan ekonomi yang paling vital bagi seluruh lapisan masyarakat bangsa. Ada dua komoditas pokok yang sangat berpengaruh besar pada kemaslahatan hidup ratusan juta penduduk bangsa ini.
Pertama adalah BBM. Dan kedua yakni beras. BBM berhubungan dengan bahan bakar yang menggerakkkan berbagai alat transportasi dan alat produksi masyarakat. Sedangkan beras, merupakan logistik utama atau makanan pokok bagi mayoritas penduduk di Indonesia. Terganggunya produksi atau naiknya harga dua komoditas di atas, sangat mengganggu nasib kehidupan masyarakat kecil. Terutama bagi mereka yang tergolong keluarga miskin.
Beras dan BBM menjadi alat pertahanan ekonomi yang paling ampuh dalam memakmurkan kehidupan berbangsa dan bernegara. Sekaligus sebaliknya, sebagai alat yang paling ampuh untuk menghancurkan kehidupan perdaban sebuah bangsa. Sejarah perjalanan bangsa ini sudah “terlalu kenyang” dengan modus politik yang bersinggungan dengan isu beras dan BBM. Maka jangan sampai terjadi jatuhnya orde reformasi di masa mendatang, juga gara-gara isu BBM dan beras.
Terjadi peningkatan jumlah pengangguran nasional, akibat maraknya pabrik-pabrik dan perusahaan yang memutuskan hubungan kerja para karyawannya. Otomatis jumlah orang miskin semakin membengkak. Kalau pada awal Januari 2012 lalu angka kemiskinan tercatat sebanya 29,89 juta jiwa (data BPS), kontan angka statistiknya akan mengalami peningkatan signifikan.
Karena itu, apapun yang menjadi keputusan dan kemudian membuahkan suatu kebijakan terkait dengan BBM bersubsidi, pemerintah haruslah bijak dan memperhatikan suara dari bawah.

Saran :
pemerintah seharusnya mendorong penggunaan energi alternatif, sehingga kekhawatiran terhadap kenaikan harga minyak dunia tidak perlu lagi, karena tidak terlalu tergantung pada jenis BBM itu.

Daftar Pustaka

http://www.karyatulisilmiah.com/kalau-harga-bbm-naik.html
http://makassar.antaranews.com/berita/36507/pembatasan-atau-kenaikan-bbm-tetap-resahkan-masyarakat